Rabu, 27 April 2011

MIMPI DARI LANGIT


Suatu malam, syahdan salah seorang penduduk kota Biraidah, Saudi Arabia, bermimipi di dalam tidurnya. Ia tak pernah menduga sebelumnya, ternyata ada yang memberitahunya di dalam mimpi tersebut bahwa Fulan bin Fulan merupakan salah seorang yang dijamin Allah untuk menjadi penghuni kelak.
Ketika fajar datang menyingkap kegelapan malam, ia pun terjaga dari tidur panjangnya. “Mimpi yang sangat menakjubkan!!!” namun, sejauh itu ia tak mau begituperhatian dengan apa yang dilihatnya semalam. “Ah, hanya bunga tidur biasa.”
“Bunga tidur?? Mimpi??” sepertinya tidak demikian. Terlalu sederhana untuk menganggapnya sebagai sebuah bunga tidur belaka. Ya, karena mimpi yang sama berulang kembali pada malam-malam berikutnya. “Fulan bin Fulan adalah salah seorang yang dijamin akan masuk syurga. Begitulah selama tiga hari berturut-turut mimpi yang sama datang menyapa tidur malamku!!!
Demikianlah, mimpi penuh misteri tersebut ternyata telah mengusik hari-hari Abu Yasir. Semakin lama ia pun semakin dibuat penasaran oleh teka-teki di balik mimpi tersebut. Untuk mengobati semua kegundahannya, akhirnya Abu Yasir berusaha untuk mencari informasi tentang sosok pria yang telah dilihatnya di dalam mimpinya dalam beberapa malam yang lalu. Kesana-kemari ia menanyakan perihal tentang keluarga lelaki itu. Hingga akhirnya Abu Yasir menemukan satu titik terang dari teka-teki penuh misteri yang selama ini cukup membuatnya penasaran. Sosok pria yang beberapa waktu dilihatnya di dalam mimpinya itu ternyata berasal dari salah satu keluarga yang cukup terkemuka yang bermukim di kota Riyadh.
Abu Yasir pun segera bergegas menuju kota Riyadh untuk bertemu dengan orang yang selama ini dicari-carinya. Tak sabar rasanya ia ingin menyampaikan kabar gembira yang telah dilihatnya di dalam mimpi-mimpi malamnya saat itu. Jelas sekali terlihat nama dan keluarga orang tersebut. Akhirnya ia pun berhasil mendapatkan kediaman pria yang dicarinya di kota Riyadh. Namun sayang, sosok penuh misteri yang selama ini dicarinya sudah tidak lagi berdiam di sana, ia sudah pindah ke propinsi Al-Kharj.
Abu Yasir segera melanjutkan perjalanannya menuju propinsi Al-Kharj. Alhamdulillah, dengan izin Allah akhirnya ia dipertemukan dengan pria yang selama ini selalu menghantui benak dan fikirannya. Siang itu Abu Yasir sengaja shalat Duhur bersamanya di salah satu masjid dekat rumahnya. Setelah selesai, ia tanyakan kepada salah seorang jamaah yang ada di sebelahnya tentang perihal orang tersebut, sekedar untuk memastikan sebelum ia bertemu langsung dengannya.
“Itu dia, orang yang duduk tepat di shaff di belakangmu,” jawabnya sambil menunjuk dengan jarinya.
Abu Yasir langsung mengikuti langkah orang tersebut hingga akhirnya ia berhasil menjumpainya.
“Assalamu’alaikum.” Sapa Abu Yasir membuka percakapan. Pria itu langsung membawa Abu Yasir ke rumahnya, sekedar untuk mencicipi segelas kopi hangat. Abu Yasir mulai membuka ceritanya,
“Saya datang dari kota Buraidah.” Seketika lelaki itu pun dengan senang hati ingin menjamunya sebagai seorang tamu selama ia berada di propinsi Al-Kharj.
“Tidak, terimakasih. Saya akan segera kembali ke Buraidah setelah menikmati kopi hangat ini.” Jawab Abu Yasir. Saya hanya ingin menyampaikan  sebuah kabar gembira untuk anda,” lanjutnya. Dengan rasa penuh suka cita bercampur penasaran yang tergambar dari mimik wajahnya, pria itu berkata:
“Semoga Allah membalasmu dengan segala kebaikan!!! Kabar gembira apa yang kau bawa pada ku?”
Kulanjutkan kata-kata ku,
“Sudah sejak beberapa hari yang lalu dirimu selalu hadir di dalam setiap mimpiku sepanjang malam. Kulihat engkau merupakan salah seorang yang dijamin Allah untuk masuk ke syurga-Nya. Misteri inilah yang kiranya mengantarkan langkah kakiku ke kota ini. Tiga hari berturut-turut kulihat dirimu di dalam mimpi tersebut.” Demikianlah kulihat wajahnya semakin berseri penuh cahaya. Luapan kegembiraan terpancar jelas darinya.
Belum reda rasanya penasaran yang selama ini mengusik hatinya hingga akhirnya Abu Yasir menanyakan langsung kepada pria tersebut tentang amal shaleh apa yang selama ini ia kerjakan hingga Allah berkenan memasukkannya ke dalam surga, agar aku bisa turut melakukannya dan masuk surga bersamanya.
“Ah, saya seperti orang pada umumnya saja, mengerjakan kewajiban agama sebagaimana biasanya,” begitu jawabnya singkat.
Masih tersisa rasa penasaranku hingga aku pun kembali bertanya kepadanya, “Apakah engkau terbiasa untuk melakukan shalat tahajud?”
“Tidak!!!” jawabnya. Lalu tanyaku lagi,
“Apakah engkau sering melakukan puasa sunnah senin-kamis?” jawabnya pun masih sama, “Tidak!!!”
Kulihat rumahnya layaknya rumah orang pada umumnya saat ini. Ada peralatan listrik modern, pakaian yang dikenakannya berikut anak-anaknya juga cukup modern. Aku pun meminta kesediaannya untuk memberitahuku amal apakah yang selama ini ia lakukan sehingga Allah berkenan untuk memberikan penghargaan tersebut kepadanya.
Akhirnya ia pun berkata:
“Aku memiliki seorang tetangga yang telah menjanda dan tinggal bersama beberapa orang anaknya. Beberapa tahun yang lalu suaminya meninggal dunia. Hatiku pun merasa terenyuh melihat kondisi mereka. Hal ini mendorongku untuk memenuhi semua kebutuhan hidup mereka. Jika aku membeli sesuatu untuk keluargaku, pasti kubelikan barang yang sama untuk keluarganya. Sampai masalah baju lebaran untuk anak-anaknya, kebutuhan pokok rumah tangga, tagihan listrik, dan lain sebagainya. Selama ini kamilah yang menaggung semua kebutuhan mereka. Ya, kami tak pernah menelantarkannya begitu saja.”
“Kurasa hal ini memang pantas membuatmu bisa masuk ke dalam surga dengan jaminan langsung dari Allah subhanahu wa ta’ala.”
Sesaat kemudian aku pun mohon pamit kepadanya. Kini telah kudapatkan semua misteri yang pernah hadir di mimpi-mimpi malamku. Aku pun benar-benar berharap agar bisa melakukan hal yang serupa dengannya, insyAllah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar